Penyebab Perut Berbunyi atau Perut Keroncongan

Banyak orang, meski baru saja selesai makan, masih mengalami kondisi perut berbunyi atau perut keroncongan. Jadi apa yang harus saya lakukan jika perut berbunyi atau keroncongan tetapi tidak lapat?

Apa itu Perut Berbunyi atau Keroncongan?

Perut keroncongan atau berbunyi menyebabkan ketidaknyamanan dan mual, yang biasanya merupakan gejala yang timbul dari perut yang teriritasi. Fenomena ini biasanya terjadi ketika pasien minum alkohol, makan makanan pedas dan panas atau menderita penyakit perut setelah makan.

Namun, dalam beberapa kasus, perut berbunyi tapi tidak karena lapar yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa peringatan.

Penyebab Perut Berbunyi Tapi Lapar

Perut berbunyi atau keroncongan sering kali merupakan sinyal lapar sehingga Anda tahu bahwa Anda perlu mengisi ulang tubuh Anda dengan makan. Namun, ada beberapa penyebab mengapa Anda mungkin merasa perut berbunyi meski sudah cukup makan, antara lain:

Kualitas makanan

Kelaparan masih bisa terjadi bahkan ketika tubuh Anda tidak membutuhkan energi ekstra. Para ahli telah menjelaskan hal ini karena adanya interaksi antara hormon ghrelin dan insulin. Kadar insulin darah yang rendah menyebabkan hormon yang memberi sinyal rasa lapar Anda meningkat.

Selain itu, beberapa makanan kemasan mengandung jumlah gula dan karbohidrat sederhana yang cukup tinggi. Saat dimakan, makanan ini menyebabkan lonjakan insulin secara langsung tetapi penurunan tiba-tiba segera setelahnya. Pada titik ini, otak akan memproduksi hormon lapar ghrelin meski Anda baru makan beberapa waktu lalu.

Kekurangan air

Fakta lain adalah bahwa sakit perut hanya karena tubuh Anda membutuhkan lebih banyak air. Haus juga dapat memiliki tanda-tanda berikut: Sakit perut, tremor, lekas marah dan pusing, dll.

Karena stres

Sebuah studi oleh para ilmuwan menunjukkan bahwa perasaan stres, dan perasaan negatif dapat membuat tubuh Anda merasa seperti membutuhkan makanan bahkan ketika perut Anda benar-benar sudah kenyang. Dengan kata lain, usus Anda tergores karena Anda mengacaukan sinyal dari otak Anda dengan perasaan lapar.

Karena penyakit tukak lambung

Penyakit ulkus peptikum dimulai ketika lapisan lambung dan bagian pertama dari usus kecil menjadi meradang dan mengalami ulserasi. Penyakit ini sering menimbulkan gejala seperti perut panas, nyeri epigastrium, menggerogoti, tidak nyaman, mual, sendawa, dll, setelah makan atau dalam perut kosong.

Gejala sakit maag ini cenderung lebih parah ketika pasien stres, makan makanan pedas, merokok, begadang, dll.